Jakarta, BengkayangNews.com – PLN Energi primer Indonesia (PLN EPI) melakukan uji bakar co-firing biomassa limbah serbuk kayu (sawdust) di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Bengkayang, Kalimantan Barat yang dikelola oleh PLN Indonesia Power UBP Singkawang.
Direktur Utama PLN EPI Iwan Agung Firstantara mengatakan, uji coba dilakukan untuk memastikan biomassa jenis sawdust dapat digunakan sebagai bahan bakar co-firing PLTU Bengkayang untuk men-substitusi batu bara.
“Sepanjang 2023, PLN EPI telah melakukan upaya pergerakan masif, dengan teknologi co-firing ini tentunya akan mengurangi penggunaan batu bara khususnya di PLTU Bengkayang,” ujar Iwan dalam keterangannya, Jumat (30/8/2024).
Untuk diketahui, co-firing merupakan pembakaran dua jenis bahan bakar yang berbeda secara bersamaan. Jika umumnya pengoperasian PLTU hanya mengandalkan batu bara sebagai bahan bakar, maka dengan co-firing ada penambahan biomassa sehingga mengurangi penggunaan batu bara dan menekan emisi.
BACA JUGA : PLN IP Manfaatkan Limbah Uang Kertas Untuk Cofiring PLTU Bengkayang
Inovasi dalam pemanfaatan sawdust ini pun akan terus dikembangkan. Selain itu, kegiatan ini merupakan upaya perusahaan dalam mendorong transisi energi di sektor ketenagalistrikan guna tercapainya mendukung target nol emisi atau net zero rmissions (NZE) di 2060.
Manager Operasi dan Manajemen Stakeholder Wilayah 8 PLN EPI Slamet Febriyanto mengungkapkan, uji coba co-firing telah dilaksanakan pada 24-26 Juli 2024 lalu. Sebelum sawdust dimanfaatkan untuk co-firing, sawdust tersebut menjadi limbah terbuang di Kalimantan yang memenuhi area kerja sawmill atau pabrik kayu sehingga mengurangi ruang kerja dan produktifitas pabrik.
“Untuk mengurangi timbunan limbah serbuk kayu, umumnya pabrik kayu membakarnya. Aktivitas ini tentu menimbulkan dampak polusi dan emisi. “Tapi PLN EPI bersama mitra mencoba memberdayakan masyarakat dengan memanfaatkannya menjadi produk co-firing yang bernilai lebih,” kata Febri.
Dengan program co-firing ini maka limbah serbuk kayu menjadi memiliki nilai tambah, sehingga menciptakan peluang bagi perekonomian masyarakat khususnya di Kalimantan Barat. Kini terdapat 17 titik di sekitar PLTU Bengkayang yang menjadi tempat pengumpulan sawdust dengan total ada 50 tenaga kerja yang terlibat untuk proses pengumpulan dan proses loading-unloading sawdust.