Jakarta, BengkayangNews.com – Sekum Dewan Adat Dayak (DAD) DKI Jakarta Lawadi Nusah baru-baru ini mendapat pesan melalui nomor WA 082352656639, yang mengatas namakan Teras Narang, dan meminta kontak telpon kandidat Pilkada di Kalimantan.
Hal ini terjadi pada 03/09/2026 Selasa malam kurang lebih pukul 19.00, di akui Lawadi dirinya menerima pesan dari kontak tersebut, dan tidak ada kecurigaan sama sekali. Pasalnya oknum tersebut dengan sopan dan religius nya saat membalas pesan Lawadi.
Namun setelah di komfirmasi Lawadi kepada pak Teras Narang, ternyata itu adalah kontak penipuan yang dengan sengaja menggunakan poto Teras Narang.
“Benar saja saat ditelpon nomor kontak Hp palsu tidak mau jawab telpon dan membalas wa, bahkan no hp saya diblokir, bersyukur belum sempat dikasih no HP tokoh-tokoh yang ikut pilkada, awalnya sempat gak percaya, pasalnya dari percakapan nampaknya sopan dan religius” ucap Lawadi.
Tak hanya Lawadi, hal yang sama juga dialami oleh Wapres MADN Dr. Andersius Namsi meneria pesan yang sama.
Atas kejadian tersebut Lawadi berharap tetap waspada dan teliti dengan modus kejahatan digital saat ini. Ia menghimbau kepada masyarakat, terkhusus warga Dayak Jabodetabek supaya tetap waspada.
BACA JUGA : 10 Parpol Pendukung Antar Darwis-Rizal Daftar ke KPU
Lalu siapa Teras Narang, mengutip dawi wikipedia, Dr. (H.C) Agustin Teras Narang, S.H., M.H, (lahir 12 Oktober 1955) adalah seorang politikus Indonesia. Saat ini ia menjabat sebagai Anggota DPD-RI dari Kalimantan Tengah sejak 2019. Sebelumnya ia menjabat sebagai Gubernur Kaliamntan Tengah dari 2005 hingga 2015 dan sebagai Anggota DPR-RI dari 1999 hingga 2005. Ia menggantikan Sodjuangon Situmorang yang ditunjuk sebagai pejabat sementara Gubernur Kalimantan Tengah. Ia juga masih menjabat sebagai salah satu Teman Serikat Kemitraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan. Agustin juga pernah menjabat sebagai Ketua/Presiden Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) periode 2010-2015.
“Dihimbau kepada semua warga Dayak saat ini ada banyak orang jahat di dunia digital untuk mencari keuntungan pribadi harap berhati-hati jangan terkecoh dengan bahasa sopan dan religius itu bisa terjadi dilakukan oleh oknum-oknum penjahat digital” Tutup Lawadi. (Rd)