Pontianak, BengkayangNews.com – Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat bekerjasama dengan Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Aneka Usaha kembali menyelenggarakan operasi pasar di Pasar Dahlia Pontianak, Selasa (14/11).
Program dalam rangka pengendalian inflasi di Kalbar itu dibuka oleh Penjabat (Pj) Gubernur Kalbar Harisson, yang sekaligus meninjau harga bahan pokok (bapok) di pasar tradisional tersebut.
BACA JUGA : Pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor di Kalbar Telah Dimulai, Cek Selengkapanya Disini
Dalam kesempatan itu, Harisson turut didampingi anggota Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kalbar. Untuk meninjau, dan mengantisipasi lonjakan harga bapok di pasaran.
“Hari ini (kemarin) kami melakukan operasi pasar, ini sebenarnya dalam rangka mengendalikan inflasi, menjaga harga-harga (bahan pokok), kalau naik itu tidak terlalu tinggi. Jadi kalau naik biasanya kita langsung operasi pasar,” ungkapnya.
Dari hasil pantauan di pasar tersebut, Harissonmenyebutkan harga bapok khususnya daging, dan sayur masih stabil.
BACA JUGA : Pj Wali Kota Singkawang Gerakkan OPD Maksimalkan Penyerapan Anggaran
Sementara khusus pada komoditas gula, terjadi sedikit kenaikan harga.
“Tadi kami sudah mengecek harga, sayur-sayuran ini yang turun harganya, daging stabil, namun untuk gula mengalami sedikit kenaikan jadi Rp17 ribu per kilogram, tapi gula merek Rose Brand kami jual di sini (operasi pasar) Rp16 ribu per kilogram.
Ini langkah konkret dalam rangka menstabilkan harga, kalau yang lain-lain harganya masih tetap stabil,” ujarnya.
Ditambahkannya, operasi pasar akan terus berjalan guna mengendalikan atau menjaga inflasi di Kalbar.
Seperti diketahui bahwa semua negara mengalami dampak ketidakstabilan, yang diakibatkan sedang terjadinya perang di beberapa belahan negara.
Termasuk kondisi cuaca ekstrem yakni dampak dari El-Nino, yang mengurangi pasokan bahan pangan.
“Operasi pasar ini akan terus kami laksanakan, karena yang namanya inflasi itu harus dijaga terus-menerus. Sepanjang keadaan dunia ini belum baik-baik saja, seperti Ukraina masih perang sama Rusia, Israel masih mengintervensi perang sama Hamas, Palestina.
Ini akan membawa dampak, karena ada beberapa negara yang berhenti produksi karena perang, dan akan mempengaruhi kita Indonesia,” pungkasnya. (bar/r/Rd)
(Pontianakpost)