Jakarta, BengkayangNews.com – Kamis 15/23 Ratusan massa masyarakat adat Dayak nasional demo di jalan patung kuda monas Jakarta pusat untuk tuntut kepala Otorita Ibu Kota Negara pak Bambang Susantono di pecat dari jabatannya.
Masyarakat merasa Bambang Susantono tidak berpihak kepada masyarakat Dayak dalam pembangunan Ibu Kota Baru Negara yang ada di Kalimantan Timur.
Massa yang berpakaian serba merah dan pakaian adat ini antusias mengikuti demo untuk menyuarakan aspirasi mereka supaya di dengar Presiden Jokowi untuk memecat kepala Otorita Ibu Kota Negara pak Bambang Susantono atas ketidakberpihakan nya kepada masyarakat Dayak dalam pembangunan Ibu Kota Baru Negara yang ada di Kalimantan Timur.
Sebelum membaca tuntutannya, massa tak lupa panjatkan doa dan syukur nya dengan ‘Bersampangk’ oleh pak Paran (berdoa Red), kemudian menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Hadir juga di mobil komando pak Tamunan Kiting, yang merupakan Dewan Adat Dayak (DAD) DKI Jakarta membuka dengan orasinya yang mengema dan lantang menyuarakan aksinya.
“Kita sebagai suku Bangsa Dayak tetap menjunjung tinggi cinta tanah air dan budaya bangsa kita Indonesia, namun di tanah Borneo /Kalimantan sebagai suku bangsa Dayak, kita tidak mau harga diri kita di injak-injak kelaknya oleh orang lain, kita mendukung pembangunan IKN, namun kita juga harus di akomodir dan keterlibatan orang Dayak sesuai kemammpuan yang dimiliki.” Ucap Tamunan Kiting.
Massa terdiri dari beberapa organisasi ini tergabung dalam Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) Bersama-sama dan secara serentak dibeberapa daerah demo, hal ini dikatakan oleh Lawadi Nusah yang merupakan koordinator demo.
“Hari ini ada di beberapa kota di Kalimantan kita suruh sampaikan aksi yang sama” pungkas Lawadi.
Beberapa perwakilan aksi naik di atas mobil komando untuk menyuarakan tuntutan mereka.
Dalam orasinya Martinus Ujat ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kalimantan Timur ancam akan ada aksi yang lebih besar dan berjilid-jilid jika tuntutan mereka tidak di indahkan oleh presiden.
“Ingat, jika tujuh tuntutan ini tidak didengar oleh presiden, maka kami akan lakukan aksi yang sama demo ini dengan massa yang lebih besar lagi, dan berjilid-jilid dilakukan di titik nol IKN sana” kata Martinus.
Kemudian dengan suara lantang dan berapi sekjen MADN Drs. Yakobus Kumis, MH membacakan 7 tuntutan mereka.
Berikut 7 tuntutan yang akan disampaikan dalam aksi tersebut.
Adil ka’ Talino, Bacuramin ka’ Saruga Basengat ka Jubata, Arus, arus, arus
Berdasarkan hal-hal yang dikemukakan di atas maka kami perlu menyampaikan aspirasi, harapan dan tuntutan masyarakat Dayak kepada Bapak Presdien Republik Indonesia
- Kami Masyarakat Dayak bersyukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa serta berterima kasih kepada Bapak Presiden Ir. H. Joko Widodo dan DPR RI atas dipilihnya Kalimantan Timur sebagai Ibu Kota Nusantara dan atas disahkannya UU No. 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Nusantara.
- Kami Masyarakat Dayak meminta dan menuntut Janji Presiden Republik Indonesia (Pemerintah) yang akan melibatkan segenap potensi putra-putri asli pulau Kalimantan dalam menduduki jabatan-jabatan strategis di Otorita Ibu Kota Nusantara dengan memberikan afirmasi yang tertulis dengan jelas dalam peraturan turunan UU Ibu Kota Nusantara, yaitu minimal 1(satu) orang sebagai Deputy dan 10(sepuluh) orang sebagai Direktur/Kepala Biro dalam Struktur Otorita IKN.
- Kami Masyarakat Dayak meminta Kepada Bapak Presiden Republik Indonesia untuk mengevaluasi kinerja Kepala Otorita IKN terkait seleksi penerima jabatan Deputy, Direktur dan Kepala Biro dalam Struktur Otorita IKN, yang kami duga sarat akan kepentingan dengan menempatkan kroni-kroni pimpinan otorita IKN (Sekretaris Otorita IKN dan Tim Seleksi). Jika terbukti maka dengan segala hormat kami memohon kepada Bapak Presiden Republik Indonesia untuk mengganti bahkan memecat Kepala Otorita IKN dan Pimpinan Otorita IKN yang terlibat.
- Kami Masyarakat Dayak Meminta kepada Bapak Presiden Republik Indonesia untuk memberikan perhatian khusus dalam pengembangan kebudayaan Dayak dengan memberikan fasiltas penunjang berupa pembangunan Rumah Adat Dayak yang refresentatif (minimal di atas lahan seluas 10 Hektar) beserta seluruh fasilitas penunjangnya di Ibukota Nusantara sebagai pusat pengembangan kebudayaan Dayak secara nasional, sebagai bentuk apresiatif negara dan pemerintah kepada penduduk asli Kalimantan yang menjadi Ibukota negara Indonesia yang baru.
- Kami Masyarakat Dayak meminta agar nilai-nilai kearifan lokal diperhatikan dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara seperti memanfaatkan tanaman local Kalimantan dalam dalam penanaman pohon menghijaukan IKN dan mewajibkan ornament berciri khas kearifan local Kalimantan.
- Kami Masyarakat Dayak meminta agar Pengurus MADN dan pemangku kelembagaan adat Dayak sebagai representasi Masyarakat Dayak Kalimantan dilibatkan dalam pengelolaan untuk ambil bagian ikut mengerjakan berbagai pekerjaan sesuai dengan keahlian dan spesifikasi yang dibutuhkan serta pelibatan dalam pengawasan Otorita Ibu Kota Nusantara termasuk dalam merumuskan dan menyusun peraturan perundangan-undangan sebagai turunan dari UU Ibu Kota Nusantara.
- Kami Masyarakat Dayak menuntut untuk disediakan lahan bagi Perkampungan Masyarakat Adat Dayak di Wilayah IKN berupa sertifikasi komunal tanah-tanah adat yang yang nantinya bisa dikuasai, dimiliki dan diusahakan oleh Masyarakat Adat Dayak secara turun temurun sehingga ada kepastian hukum kepemilikan dan tidak dapat diperjualbelikan oleh oknum-oknum secara pribadi di IKN.
“Demikian beberapa aspirasi, harapan dan tuntutan Masyarakat Adat Dayak Kalimantan kepada Bapak Presiden Republik Indonesia untuk dapat diterima dan diwujudkan dalam pengambilan kebijakan.” tutup Sekjen MADN.
Kemudian disepakati dengan koordinator aksi demo pihak istana berkordinasi dengan pihak kepolisian dan sekretarit kepresidenan disepakati mengirim 10 orang perwakilan yang akan masuk istana untuk berdiskusi masalah ini. (Rd)