Jakarta, detikborneo.com – Lely Dr.Lely H Tundang S.S.,M.CHt berserta pengurus GERDAYAK DKI Jakarta sambangi Kepala Staf Kepresidenan (KSP) di Gedung Binagraha, Jakarta Pusat pada Kamis (19/9/2024).
“Terimakasih atas waktu yang diberikan kepada kami untuk dapat bersilaturahmi, dan menjadi suatu kebanggaan bagi kami dapat langsung bertemu di tempat yang istimewa di RR Kepala Staf Kepresidenan, Gedung Binagraha, Jakarta Pusat ini” ucap Lely Tundang selaku Ketua GERDAYAK Jakarta.
Kemudian Lely Tundang memperkenalkan pengurus yang hadir, menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan mereka selain ingin perkenalkan kehadiran GERDAYAK di Jakarta, serta ingin meminta arahan Jendral TNI (Purn) Dr. Moeldoko, S.IP yang juga selaku Dewan Pembina Gerakan Pemuda Dayak DKI Jakarta.
Adapun maksud dan tujuan kedatangan pengurus GERDAYAK Jakarta ini ingin mendengarkan arahan dari Bapak Moeldoko yang juga sebagai Ketua Dewan Pembina Gerdayak DKI Jakarta.
“Gerdayak DKI Jakarta adalah perkumpulan Pemuda Dayak se-Kalimantan yang ada di Jabodetabek. Kami menyatakan dan menyetujui adanya Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur. Namun kami sebagai pemuda Dayak ingin berkontribusi untuk IKN dalam bentuk adat, budaya, seni, pariwisata dan keahlian kami di bidang lainnya.
Kami pemuda Dayak se-Kalimantan yang berdomisili di Jabodetabek, memohon juga jika ada kesempatan bagi kami diarahkan untuk dapat membuka lahan pertanian yang ada di daerah kami masing-masing. Dan juga kami membutuhkan bibit, pupuk, alat pertanian dan lainnya sehingga kami dapat mandiri dan berdaulat untuk sandang pangan” ucap Lely Tundang.
Kedatangan pengurus GERDAYAK ini pun disambut baik oleh Moeldoko. Ia juga apresiasi apa yang telah di lakukan GERDAYAK selama ini dalam bidang budaya dan sekaligus mmeberi klarifikasi tentang pembicaraan isu-isu miring pembangunan IKN yang seolah meninggalkan adat dan budaya setempat.
“Kehadiran IKN tidak akan meninggalkan masyarakat budaya setempat, dari lingkungan yang baru, saya pikir itu isu tidak benar. Justru hadirnya IKN itu semakin memperkuat adat istiadat budaya setempat itu bisa dipastikan.
Kemudian Moeldoko juga menepis isu susahnya putra daerah akan berkontribusi atau mendapatkan pekerjaan di IKN, selain dari pada prosedur ASN yang sudah ada mekanismenya deputi yang mengatur.
“Yang kedua, pemerintah tidak akan meninggalkan masyarakat setempat dalam proses pembangunan, khususnya mungkin secara apa itu praktis seolah-olah nanti sulit mendapatkan pekerjaan di IKN segala macam begitu. Ya kalau memang menjadi ASN iya emang ada prosesnya, tetapi kalau ikut bekerja di IKN dalam bentuk apapun saya pikir ada peluang untuk itu karena ada deputi yang menangani persoalan itu. Jadi isu-isu yang seperti itu teman-teman juga supaya ikut membantu mengklarifikasi.
BACA JUGA : Bupati Bengkayang Rencanakan Akan Bangun Sirkuit Khusus Balap
Pada kesempatan ini juga ia memaparkan prinsip pembangunan IKN pemerintahan Jokowi adalah Indonesia sentris, dan tak lagi Jawa sentris. Sehingga dengan IKN ada di sana maka pemerataan pembangunan keadilan dan seterusnya akan semakin membaik.
“Berikutnya kehadiran IKN akan mengecilkan adat-adat yang ada di sana itu tidak juga, prinsipnya bahwa IKN ada di sana itu memperkuat, makronya ialah keadilan persoalan dan pemerataan karena orientasi pembangunan Pak Jokowi adalah Indonesia sentris bukan lagi Jawa sentris, sehingga dengan IKN ada di sana maka pemerataan pembangunan keadilan dan seterusnya akan semakin membaik.
Dikatakan Moeldoko, generasi anak muda sekarang di jaman teknologi bagaiman bisa kolaorasi budaya dan teknologi dijamannya, promosi bidang budaya dengan edukasi melalui konten yang menarik dengan narasi-narasi menarik dan membangun.
“Anda sekalian sebagai generasi penerus untuk mengentalkan adat budaya masyarakat seperti Jefri anak muda tidak pernah lelah mempertahankan budaya. Ada di tengah-tengah perkembangan dan pertumbuhan teknologi yang luar biasa apakah yang dilakukan adalah bagaimana mengkolaborasikan antara teknologi dan peradaban budaya yang ada. Sebagai contoh Anda membuat konten kebudayaan Dayak yang menari orang lain yang belum paham bikin narasi-narasi yang bagus apa artinya gerakan ini dan seterusnya itu menyenangkan itulah bentuk kolaborasi antara budaya dan teknologi itu yang penting kita bangun.” Tutup Jendral TNI (Purn) Dr. Moeldoko. (Rd)