Heboh dan Gempar! Warga Mentonyek Hilang Setelah Diduga Bertemu Ular Berkepala Dua Jelmaan Manusia

0
986 views

Karangan, BengkayangNews.com – Masyarakat sekitar Karangan sempat heboh, dengan berita hilang nya orang Mentonyek, dikatakan bertemu ular jelmaan.

Bapak paruh baya, Ehen, Warga Desa Mentonyek, Kecamatan Karangan, Kabupaten Landak, yang sempat dinyatakan hilang hampir 24 jam lamanya. Kejadian ini bermula saat Pak Ehen bersama istrinya pulang dari kebun pada Sabtu (26/4/2025) sore.

Menurut keterangan warga, saat perjalanan pulang, Pak Ehen sempat meminta istrinya untuk pulang lebih dulu dengan janji akan segera menyusul. Namun hingga pukul 18.00 Wib, ia tak kunjung tiba di rumah. Istri Pak Ehen yang panik kemudian meminta bantuan warga untuk melakukan pencarian. Upaya pencarian pun dilakukan secara besar-besaran, melibatkan warga satu desa, tokoh adat, bahkan “orang pintar”, hingga laporan resmi ke Polsek setempat.

Sepanjang malam, pencarian terus dilakukan hingga keesokan paginya. Hingga akhirnya, Pak Ehen ditemukan dalam kondisi lemas di daerah Semaok oleh Ayas Pangareto bersama rombongannya. Setelah dievakuasi, Pak Ehen langsung dilarikan ke Puskesmas Karangan untuk pemeriksaan medis. Beruntung, kondisinya dinyatakan sehat dan stabil.

Kepala Desa Mentonyek, Uwin, menyampaikan bahwa berdasarkan informasi yang diterimanya, Pak Ehen mengaku mengalami kejadian mistis saat perjalanan pulang. Ia mengaku bertemu dengan seekor ular berkepala dua, yang kemudian berubah menjadi dua sosok manusia. Dalam peristiwa aneh itu, Pak Ehen dikabarkan berhasil mengalahkan sosok ular tersebut. Namun sebelum lenyap, ular tersebut sempat berbicara kepada Pak Ehen, memperingatkan bahwa “bos” mereka yang lebih kuat akan segera datang.

Warga kini masih membicarakan peristiwa ini dengan penuh keheranan, sementara sebagian lainnya mengaitkannya dengan hal-hal gaib di sekitar kawasan hutan Semaok yang memang dikenal angker.

Pihak desa mengimbau warga tetap tenang, namun meningkatkan kewaspadaan saat beraktivitas di area kebun maupun hutan. (Paran/Rd)